Loading...
Selasa, 18 Maret 2014

MEMBANGUN INDONESIA, MEMBANGUN SENI DAN BUDAYA



          Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta, karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan keberagaman budayanya, yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan jati diri bagi suatu bangsa dan Negara.

          Saat ini secara umum gambaran masyarakat kita hari ini telah terjadi penurunan nilai-nilai dari akar budaya bangsa. Hal ini menjadi keprihatinan kita, ketika nilai-nilai kearifan budaya lokal mulai terkikis. Prinsip hidup dan pola bermasyarakat serta tatanan kehidupan yang bertumpu pada semangat dan nilai-nilai gotong royong, guyub, tanpa membedakan suku, agama yang rukun berdasarkan adat istiadat dan budaya bangsa muali terkikis. Semangat bersama yang lebur dalam budaya nusantara sekarang menjadi tantangan besar agar seni buadaya bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Kita sudah mulai kehilangan nilai-nilai kearifan dan budaya lokal seperti etika, kesadaran religiusitas, kreatifitas, dan pudarnya rasa kepemilikan atas nilai-nilai seni budaya bangsa sendiri. Keadaan ini sungguh memprihatinkan kita bersama dan karenanya perlu kebersamaan langkah dan pandangan dalam upaya menangkal derasnya arus globalisasi ini. Diperlukan strategi dalam menanamkan semangat mencintai, mengagumi dan menghargai budaya bangsa sendiri.


Menurut Bimurwoto B Goetomo (Budayawan)


          Oleh karena itu, saatnya sekarang Bangsa Indonesia yang pluralistik sebagai kenyataan, yang harus dilihat sebagai aset nasional, bukan resiko atau beban sebagai potensi nasional harus diberdayakan, ditingkatkan potensi dan  produktivitas fisikal, mental dan kulturalnya. Tanah air Indonesia sebagai aset nasional yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Rote, merupakan tempat bersemayamnya semangat kebhinekaan. Adalah kewajiban politik dan intelektual kita untuk mentransformasikan “kebhinekaan” menjadi “ketunggalikaan” dalam identitas dan kesadaran nasional. Kita memerlukan penumbuhan pola pikir yang dilandasi oleh prinsip mutualisme, kerjasama sinergis saling menghargai dan memiliki (shared interest) dan menghindarkan pola pikir persaingan tidak sehat yang menumbuhkan eksklusivisme, namun sebaliknya, perlu secara bersama-sama berlomba meningkatkan daya saing dalam tujuan peningkatan kualitas sosial-kultural sebagai bangsa. Bangsa ini harus membangun kebudayaan nasional Indonesia harus mengarah kepada  suatu strategi kebudayaan untuk dapat menjawab pertanyaan, “Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?” yang tentu jawabannya adalah “menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi bangsa Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu berperanan penting dalam percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu menjaga perdamaian dunia”. Berikutnya yang utama dan yang kita hadapi saat ini adalah krisis budaya. Tanpa segera ditegakkannya  upaya “membentuk” secara tegas identitas nasional dan kesadaran nasional, maka bangsa ini akan menghadapi kehancuran­.


Disampaikan dalam acara Sarasehan Seni dan Budaya “Membangun Pendidikan Karakter Lewat Seni dan Budaya”. Piramida Madina Bangsa, Malang, Sabtu, 27 Juli 2013
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP