Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil
cipta, karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan
dikenal dengan keberagaman budayanya, yang mana keanekaragaman itulah
menunjukkan betapa pentingnya aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas
bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan jati diri bagi suatu bangsa dan
Negara.
Saat ini secara umum
gambaran masyarakat kita hari ini telah terjadi penurunan nilai-nilai dari akar
budaya bangsa. Hal ini menjadi keprihatinan kita, ketika nilai-nilai kearifan
budaya lokal mulai terkikis. Prinsip hidup dan pola bermasyarakat serta tatanan
kehidupan yang bertumpu pada semangat dan nilai-nilai gotong royong, guyub,
tanpa membedakan suku, agama yang rukun berdasarkan adat istiadat dan budaya
bangsa muali terkikis. Semangat bersama yang lebur dalam budaya nusantara
sekarang menjadi tantangan besar agar seni buadaya bisa menjadi tuan rumah di
negerinya sendiri. Kita sudah mulai kehilangan nilai-nilai kearifan dan budaya
lokal seperti etika, kesadaran religiusitas, kreatifitas, dan pudarnya rasa
kepemilikan atas nilai-nilai seni budaya bangsa sendiri. Keadaan ini sungguh
memprihatinkan kita bersama dan karenanya perlu kebersamaan langkah dan
pandangan dalam upaya menangkal derasnya arus globalisasi ini. Diperlukan
strategi dalam menanamkan semangat mencintai, mengagumi dan menghargai budaya
bangsa sendiri.
Menurut Bimurwoto B Goetomo (Budayawan)
Oleh karena itu,
saatnya sekarang Bangsa Indonesia yang pluralistik sebagai kenyataan, yang harus dilihat
sebagai aset nasional, bukan resiko atau beban sebagai potensi nasional harus diberdayakan, ditingkatkan potensi dan produktivitas
fisikal, mental dan kulturalnya. Tanah air
Indonesia sebagai aset nasional yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan
dari Miangas sampai Rote, merupakan tempat bersemayamnya semangat kebhinekaan.
Adalah kewajiban politik dan intelektual kita untuk mentransformasikan
“kebhinekaan” menjadi “ketunggalikaan” dalam identitas dan kesadaran nasional. Kita memerlukan penumbuhan pola pikir yang
dilandasi oleh prinsip mutualisme, kerjasama sinergis saling menghargai dan
memiliki (shared interest) dan menghindarkan pola pikir persaingan tidak
sehat yang menumbuhkan eksklusivisme, namun sebaliknya, perlu secara
bersama-sama berlomba meningkatkan daya saing dalam tujuan peningkatan kualitas
sosial-kultural sebagai bangsa. Bangsa ini harus membangun kebudayaan nasional
Indonesia harus mengarah kepada suatu strategi kebudayaan untuk
dapat menjawab pertanyaan, “Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?” yang
tentu jawabannya adalah “menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi
bangsa Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar
Pancasila, bersemangat bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan
mampu berperanan penting dalam percaturan global dan dalam kesetaraan juga
mampu menjaga perdamaian dunia”. Berikutnya yang utama dan yang kita hadapi saat ini adalah krisis budaya. Tanpa segera
ditegakkannya upaya “membentuk” secara tegas identitas nasional dan
kesadaran nasional, maka bangsa ini akan menghadapi kehancuran.
Disampaikan dalam acara Sarasehan Seni dan Budaya “Membangun Pendidikan
Karakter Lewat Seni dan Budaya”. Piramida Madina Bangsa, Malang, Sabtu, 27 Juli
2013
0 komentar:
Posting Komentar